Searching...
Sabtu, 05 Juli 2014

Wajib Punya Pacar Kalau Mau Nikah

Mungkin sebagian orang beranggapan judul tulisan ini menuntun pada arah yang salah.
Tapi cobalah untuk membuka kembali wawasan kita akan suatu fenomena yang sudah terlanjur merebak di sekitar kita sampai saat ini, yaitu tentang pacar dan pacaran.

Sering kita mendengar kalimat-kalimat seperti ini :
1.      Pacaran itu boleh, asal tidak melakukan hal yang melanggar.
Yang dimaksud melanggar di sini adalah melanggar aturan yang telah terbentuk dalam norma agama, norma kesusilaan, dan norma adat.
2.     Pacaran, apapun caranya tetap tidak boleh karena akan menuntun orang tersebut terbuai dan terlena sehingga dikhawatirkan akan terjerumus pada perbuatan dosa yaitu zina.  Baik zina mata, zina hati, zina pikiran (khayalan), dan zina dalam bentuk lain.
3.     Boleh pacaran, tapi setelah nikah. Argumen ini tergolong faham baru dan mulai akrab terdengar di telinga kita.

Nah, pertanyaanya adalah sebenarnya pacaran itu apa sih? Jika kita dihadapkan pada pertanyaan ini tentu kita harus terlebih dahulu memahami  apa sebenarnya definisi pacar.
Pacar berasal dari bahasa jawa kuno (bahasa kawi) yang artinya “calon bojo” atau “calon pengantin”. Maksud dari kata “pengantin” di sini  berarti suami dan atau istri. Itu artinya, seseorang yang akan menikah tentu harus punya calon pengantin. Jika dia perempuan berarti dia harus punya calon suami,begitupun sebaliknya.

Seiring berjalannya waktu, terbetuklah  sebuah kata yang akrab kita dengar yaitu dari kata “pacar” mendapat akhiran “-an” dan disebut pacaran. Pengertian yang kebanyakan orang ketahui sekarang, pacaran adalah jalinan atau ikatan cinta kasih antara dua orang (perempuan dan laki-laki) sebelum menikah. Mereka biasanya berpendapat bahwa pacaran adalah suatu cara untuk saling mengenal antara keduanya sebelum nantinya menuju jenjang yang serius yaitu nikah.

Dari pemaparan di atas jelas sudah bahwa pacaran ini umumnya berlaku untuk oran-orang yang siap nikah. Namun pada kenyataannya sekarang yang terjadi sungguh membuat para orang tua khawatir. Karena dari anak kecil dari yang masih sekolahpun menganggap ini sebagai suatu budaya anak muda yang wajib dicicipi. Tak tanggung-tanggung merekapun melakukan hal-hal yang tidak semestinya. Sehingga tak heran jika sekarang sering terjadi kasus yang meresahkan, khususnya para orang tua yang anaknya menginjak usia remaja. Seperti gadis yang masih pelajar malah hamil, bayi dibuang, bunuh diri, sampai pada kasus pembunuhan.

Saran
Untuk para remaja yang masih usia sekolah, lakukan saja tugas kalian sebagai pelajar. Belajar yang rajin, hormati orang tua dan guru. Tidak usah pacaran karena hanya akan membuat kalian rugi sendiri, terutama pihak perempuan. Apa lagi yang laki-laki, seharusnya kalian malu. Mengencani anak orang dengan uang yang masih minta-minta sama orang tua. Jadilah anak yang bisa membanggakan orang tua dengan menciptakan prestasi. Dengan begitu, kalian telah berperan dalam memajukan bangsa ini.

Untuk yang usia siap nikah, jangan sibuk menanyakan siapa jodohmu. Tapi sibukanlah dirimu memantaskan diri. Karena dengan begitu jodoh akan siap anda pilih dari arah mana saja. Dan ketahuilah, jodoh sudah diatur oleh yang Maha Muasa. Dia akan mempertemukan dengan cara yang tidak disangka-sangka.


Semoga menjadi wawasan baru untuk anda para pembaca.

Author : Soulmate
 
Back to top!